Saturday, April 07, 2007

Pedih yang sangat menyakitkan..

Entah dimana dan entah sampai kapan, kepedihan yang selalu menemani akan tetap setia mengiringi jejak langkah yang kuukir di bumi Allah ini. Kadang saat sakit yang amat sangat itu datang, aku tak lagi mampu menatap mentari, sampai tak berani berharap, akankah kulihat lagi esok pagi?atau cukup sampai hari ini.



Di tengah perjalanan yang kulalui, hadir sesosok hati yang amat sangat setia, menemani langkah kaki, menguatkan dekap hangat saat tubuh ini mulai beku. Perlahan namun pasti, rasa itu amat berarti, sampai suatu hari dia pergi, meninggalkan diri dan langkah yang belum pasti.


Kembali, kurasakan sakit yang amat sangat menyakitkan, menambah pilu rasa dan menambah ngilu luka.


Tuhan, sampai kapan aku akan terus menanti, menunggu harap yang tak pernah pasti, sampai aku tak berani berharap lagi, akankah bahagia itu menemani. Tuhan, hari ini aku melangkahkan kaki, menuju gerbang masa depan, namun aku masih disini mengetuk pintu-Mu tuk mengharap segala doa akan terkabulkan.



Hari ini Tuhan, aku tak lagi berani berharap, bahwa bahagia itu akan tanpa usaha, bahwa bahagia itu akan tanpa pengorbanan, bahwa bahagia itu akan tanpa sebuah luka. Banyak tlah kutemukan, banyak tlah kurasakan bahkan banyak tlah ku sembuhkan, setiap goresan luka yang perlahan menganga, kadang tak kunjung sembuh meski waktu tlah cukup lama berlalu, sampai aku pernah berputus asa dan biarkan luka itu semakin menyakitkan.


Hingga suatu hari, aku melangkah lagi dalam langkah yang lebih pasti, dalam langkah yang tak pernah perduli lagi, aku menemukan sebentuk bahagia yang lama menghilang.



Terkubur dalam dendam yang lama kusimpan, perlahan ku kikis setiap dendam yang tersisa, hingga suatu saat akan kutemukan bahagia itu dalam hakikat kesejatiaan.